Puasa ada 3 macam tingkatan yaitu: puasa umu, puasa khusus dan khawasul khawash
1. Puasa Umum
Yakni puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan umat (orang awam), ialah mengekang diri dari makan, minum serta bersetubuh seuami istri.
2. Puasa
Yakni puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan shalihin, ialah mengekang anggota badan dari segala perbuatan dosa. Yang ini dapat tercapai hanya dengan menguasai 5 perkara secara langgeng, yaitu :
a. Menundukkan pandangan mata dari hal-hal yang tercela menurut agama
b. Memelihara lisan dari ghibah, dusta, adu domba, dan sumpah palsu.
Hal ini berdasatkan hadist riwayat Anas ra, Nabi saw bersabda, “Ada 5 hal yang dapat membinasakan pahala pusa, yaitu : dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan memandang penuh syahwat.”
c. Memelihara telinga dari mendengarkan yang dibenci oleh agama
d. Memelihara segenap angota tubuh dari hal-hal yang dibenci agama. Memelihara perut dari makanan yang syubhat ketika berbuka, sebab apa artinya puasa dengan mengekang makanan halal disiang hari, lalu berbuka dengan yang haram, demikian ini bagaikan orang yang membangun sebuah gedung di tengah kota, lalu kota tersebut dihancurbinasakan. Dalam hal ini Nabi saw bersabda, “Kebanyakan orang berpuasa tidak mampu memetik hasilnya, kecuali lapar dan dahaga.”
e. Tidak terlalu banyak mengisi perut, disaat berbuka, sekalipun dengan makanan halal.
3. Puasa Khawasul Khawash
3. Puasa Khawasul Khawash
Ialah memelihara gerak hati dari tujuan hal-hal yang bersifat dunia semata, dan tidak semata memikirkannya dan mengekangnya dari niat atau memikirkan selain Allah.
Bagi tingkatan puasa demikian, apabila memikirkan hal-hal selain Allah, maka gugurlah puasanya, inilah puasa yang setingkat dengan puasanya para nabi dan shiddiqin. Dan pada hakekatnya kedudukan ini menghadapkan jiwa raga sepenuhnya kepada Allah san berpaling dari selain Dia. (Zubdatul wa’idin)
Tarjamah Duratun Nasihin
Tarjamah Duratun Nasihin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar