LEMAH LEMBUT TERHADAP SESAMA MANUSIA
- “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman yang sangat setia.
Sifat yang baik itu tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushshilat 34 – 35) - “Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut, mencintai kelemah lembutan dalam setiap perkara.” HR. Muttaq’alaih)
- Dan jika kamu berhati keras (kasar) niscaya mereka akan menyingkir dari sisimu.”
(QS। Ali Imran : 159) - “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu dengan kata-kata sopan (lemah lembut), mudah-mudahan ia sadar atau takut.” (QS. Thoha 43 – 44)
- Siapa yang tak bersikap ramah tamah, maka ia kehilangan kebaikan-kebaikan.” (HR.Muslim)
- Jika Allah menghendak satu kaum itu baik, maka Allah memasukkan pada mereka itu sifat ramah tamah.” (HR. Al Bazzaar)
- “Hai “Aisyah! Berlakulah ramah tamah, maka sesungguhnya Allah jika menghendaki suatu rumah tangga itu baik, maka Allah memasukkan kepada mereka itu sifat ramah-tamah.
(HR। Ahmad)
SIFAT KASIH SAYANG
- “Bersikap belas kasihlah kamu terhadap siapa saja yang berada di atas bumi, pasti yang dilangit akan merahmatimu.” (HR.Tabrani)
BERMURAH HATI
- “Seorang lelaki sebelummu dihisab oleh Allah, padanya tidak terdapat suatu kebaikan , kecuali dia itu bergaul sesama manusia dan memudahkan urusan orang. Dia menyuruh hamba-hambanya agar memberi tangguh kepada yang kesulitan dan memberikan kelonggaran bagi yang berkelapangan. Allah SWT berfirman:”Maka Allah pun melapangkan kemudahan bagi mereka.” (HR.Muslim)
SABAR HATI
- “Bukanlah (dimaksudkan) perkasa itu kuat bergulat. Sesungguhnya perkasa itu adalah mampu mengendalikan nafsu ketika marah.” (Hadist Muttafaq ‘Alaih)
MENUTUPI AIB
- “Sesungguhnya orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Annur 19)
- “Yang berbuat keji dan menyiarkan kekejian itu berada dalam keadaan sama-sama berdosa.” (HR. Bukhari)
- “Tidaklah seseorang menutupi rahasia (orang lain) di dunia, kecuali Allah akan menutupi cacatnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)
- “……. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (QS. Al Hujarat 12)
- "Sesungguhnya jika kamu usil ingin mengetahui aurat umat Islam, maka rusaklah tatanan hidup mereka, atau sama saja kamu merusak mereka.” HR.Ahmad)
- “Janganlah kalian mengganggu hamba Allah, dan janganlah mengusik rahasia mereka, dan jangan pula mencri-cari aib dan cacat mereka. Sesungguhnya barang siapa menuntut (ingin tahu) aurat saudaranya sesama muslim, pasti Allah menuntut auratnya hingga ia membuka aibnya sendiri di rumahnya sendiri pula.” (HR. Ahmad)
JAUH DARI GIBAH DAN NAMIMAH
- “…dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? Maka tentu kamu jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, lagi Maha Penyeyang.” (QS. Al Hujarat 12)
- Asma bin Yajid mengatakan : “Rasulullah SAW bersabda: “Maukah aku beritahukan kepadamu sekalian hal yang dapat memuliakanmu? Para sahabat menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah berkata: “Mereka yang jika mengemukakan pendapat selalu mengingat Allah”. Selanjutnya Rasulullah berkata : “Maukah aku beritahukan siapa yang terjelek diantara kalian? Yaitu mereka yang melangkah dengan dipenuhi namimah, merusak ikatan cinta kasih, dan melakukan perbuatan zalim lagi hina terhadap orang-orang baik.” (HR.Ahmad)
MENJAUHI PRASANGKA BURUK
- “Wahai orang-orang beriman, jauhkanlah kalian sejauh-jauhnya dari prasangka jelek. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa…….” (QS. Al Hujarat 12)
- “Hati-hatilah kalian dengan prasangka, sebab sesungguhnya prasangka itu merupakan sedusta-dusta perkataan” (HR. Mutafaq ‘alaih)
- “Sesungguhnya hamba yang membicarakan sesuatu yang belum jelas baginya (hakekat dan akibatnya) akan dilempar ke neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim)
- “Seseorang sudah cukup disebut dusta jika ia berbicara hanya atas dasar setiap apa yang ia dengar.” (HR. Muslim)
TIDAK SOMBONG
- “Negeri Akhirat itu (kebahagiaannya dan kenikmatannya) Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi…………..………” (QS. Al Qashash 83)
- Didalam hadist kudsi Allah berfirman :
“Keperkasaan itu merupakan sarung-Ku, dan kesombongan merupakan mantel-Ku, maka siapa diantara kamu menentang-Ku atau menyaingi Aku di dalam kedua perkara itu, pasti akan Aku siksa.” (HR. Muslim)
RENDAH HATI
- “Tidaklah seorang merendahkan diri di hadapan Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
TIDAK SUKA MENGEJEK
- “Cukup bisa digolongkan melakukan tindak kejahatan manakala seorang muslim meremehkan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)
- “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang di olok-olok itu) lebih baik dari mereka (yang diolok-olok), dan jangan pula wanita-wanita atas wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang mengolok-ngolok). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa tidak bertobat, mereka itu oarng-orang yang zalim.” (QS. Al Hujarat 11)
SUKA BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG MULIA
- “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rbbnya di pagi hari dan senja hari dengan mengharap ridha-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan mereka adalah kaum yang melewati batas.” (QS. Al Kahfi 28)
BEKERJA UNTUK KEPENTINGAN UMAT DAN MENJAUHI KEBURUKAN
- “Setiap hari terbit matahari, berbuat ishlah diantara dua orang yang bertikai secara adil adalah sedekah, mengucapkan kalimat toyyibah (yang baik menurut agama) adalah sedekah, setiap langkah dalam perjalanan menuju tempat salat adalah sedekah, dan menghilangkan gangguan dari jalan juga termasuk sedekah.” (Muttafaq ‘Alaih)
- Jabir RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kebaikan adalah sedekah” (HR. Bukhari)
- Abu Musa RA meriwayatkan:”Nabi SAW bersabda,”Pada diri setiap muslim terdapat sedekah”. Saya bertanya, “Bagaimana jika tidak dapat ya Rasulullah SAW?”. Rasul SAW berkata, “Berbuat dengan kedua tangannya sekedar bermanfaat untuk dirinya sendiri itu juga sedekah.” Saya bertanya, “Bagaimana kalau itu juga tidak bisa?” Rasulullah SAW menjawab, “Menolong orang yang sedang berduka sesuai hajatnya.” Saya bertanya lagi, “Bagaimana jika tidak bisa juga?” Jawab beliau, “Menyuruh yang makruh dan berbuat kebajikan.” Saya bertanya lagi, “ Bagaimana jika itu tidak dapat.” Rasulullah SAW menjawab, “Menghindari perbuatan jahat, itu juga sedekah” (Muttaq‘alaih)
- Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Rasulullah SAW bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan kebaikan kalian daripada kejahatan kalian?” ……..… ”Kabaikan kalian adalah jika kebaikannya bisa diharapkan dan kejahatannya bisa diamankan, dan sejahat-jahat kalian adalah jika kebaikannya bisa diharapkan akan tetapi kejahatannya tidak bisa dihindarkan.” (HR. Ahmad)
- “Barang siapa yang pagi-pagi sudah mendahulukan urusan dunia, maka tak ada sesuatupun yang bisa diharapkannya dari Allah; dan barang siapa yang tak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka bukan termasuk golongan kaum muslimin.” (HR. Hakim, dari Ibnu Mas’ud, di dalam Al Mustadrak)
- “Tidak putus-putusnya Allah dalam memenuhi hajat hamba-Nya yang selalu memperhatikan hajat saudaranya (karena Allah).” (HR. Tabrani)
- “Setiap Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tidak diperbolehkan seorang muslim menganiaya saudaranya juga tidak boleh menghinanya. Dan barang siapa memberikan pertolongan (memenuhi hajat keperluannya), maka Allah pun akan memenuhi dan menyelesaikan hajatnya. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan dan kelapangan bagi seorang muslim yang sedang kesusahan, pasti Allah akan melapangkan kesusahannya di hari kiamat.” (Muttafaq’alaih)
- Berkata Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW berkata, “Barang siapa melepaskan seorang muslim dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan segala kesusahannya di Akhirat. Dan barang siapa memberikan kelonggaran kepada seseorang yang mengalami kesusahan, niscaya Allah akan memberikan kelonggaran baginya di dunia dan di akhirat, dan barang siapa menutup rahasia atau aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup kekurangannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah menolong seseorang selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
- “Barang siapa yang melangkah untuk memenuhi hajat saudaranya (karena Allah), itu adalah lebih baik baginya daripada ia mengerjakan i’tikaf sepuluh tahun; barang siapa yang beri’tikaf satu hari semata-mata mengharap ridha Allah, maka Allah menjadikan anatara ia dan api neraka (sejauh) tiga parit, setiap parit lebih jauh (jaraknya) antara Barat dan Timur.” (HR. Tabrani, di dalam Ausath)
- “Siapa saja hamba Allah yang telah diberikan-Nya kenitmatan kepadanya, bahkan menyempurnakan nikmat-Nya itu, kemudian kepadanya dijadikan berbagai keperluan hajat orang lain lalu ia merasa jemu ( menolak), maka ia menyebabkan hilangnya kenikmatan itu.” (HR. Thabrani di dalam Al Ausath)
- “Sungguh aku telah melihat seorang lelaki berada dalam surga karena soal pohon / ranting yang menjadi penghalang di jalan yang dapat mengganggu kaum muslimin.” (HR. Muslim)
- Abu Barzah telah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Nabi, ajarilah aku sesuatu yang membawa manfaat.” Jawab Nabi, “ Singkirkanlah gangguan yang dapat menghalangi kelancaran perjalanan kaum muslimin.” (HR. Muslim)
MENGAJAK KE JALAN KEBENARAN
- Rasulullah bersabda, “ Barang siapa mempelajari suatu ilmu, yang dengan ilmu itu ia bisa memperoleh ridha Allah, tetapi ia tidak menuntutnya atau mengerjakannya kecuali untuk dunianya, maka tiada bau surga di hari kiamat,” (HR. Abu Daud)
- “Barang siapa ditanya tentang ilmu, lalu ia menyembunyikannya, maka di hari kiamat akan di lempar dengan batu dari neraka.” (HR. Abu Daud dan Tarmizdi)
BIJAKSANA DALAM BERDAKWAH
- “Serulah kepada jalan Rab-mu dengan hikmah dan teladan yang baik.” (QS. An-Nahl 125)
- Ammar bin Yasin berkata bahwa, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya memanjangkan salat dan memendekkan khotbah merupakan tanda-tanda yang menunjukkan kefaqihan khotib. Oleh karena itu panjangkanlah salat dan pendekkanlah khotbah.” (HR. Muslim)
- Mu’awiyah bin Hakam Assilmi RA berkata :”………………………Rasulullah saw menghampiriku. Maka demi Allah dia tidak membentakku, tidak memukul dan tidak bermuka masam……………..” (HR. Muslim)
- Berkata Siti Aisyah RA,”Nabi SAW, jika menyampaikan sesuatu kepada seseorang tidak berkata, “ Tiada artinya Si Fulan itu berkata demikian,” akan tetapi Beliau akan mengatakan, “ tiada artinya sekelompok orang mengatakan demikian, demikian……..” (Hayatus Shahabah/III : 129)
- Siti Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW selalu berkata dengan kalimat yang jelas dan gamblang, sehingga dapat dipahami oleh orang yang mendengarkannya.” (HR. Abu Daud)
TIDAK MUNAFIK
- Diriwayatkan ketika Bani Amir yang menghadap Rasul SAW mengucapkan kata-kata yang mengandung penuh pujian, yaitu, “Anda adalah Sayyid (tuan) kami yang terhormat”, Maka Nabi SAW mengatakan, “Assayid itu Allah”. Mereka mengatakan, “Anda adalah sangat mulia dan agung”. Maka Nabi SAW berkata, “Berkatalah dengan kata-kata yang wajar, atau seperlunya saja, dan janganlah kalian sampai diperdaya setan. Sungguh aku tidak menginginkan kalian menyanjung-nyanjungku di atas kedudukan yang telah diberikan Allah bagiku. Saya Muhammad bin Abdullah, hamba-NYA dan Rasul-Nya”. (Hayatush Shahabah III/99)
JAUH DARI SIFAT RIYA DAN SOMBONG
- “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala sedekahmu) dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (persaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. QS. Albaqoroh 264)
“Al Mannu” (menyebut-nyebut pemberian) adalah suatu yang sangat dibenci Allah SWT. - “…Maka (orang-orang munafik) bermaksud riya (dengan shalat di depan manusia. Dan tidaklah mereka itu menyebut Allah kecuali hanya sedikit saja.” (QS. An Nisa 142)
- Abu Hurairah berkata, ”Natil bin Qois Aal Hazami seoerang penduduk Syam bertanya kepadanya, “Wahai tuan guru, ajarkan kepada kami hadist yang Anda dengar dari Rasulullah SAW”. Jawab Abu Hurairah, “ Baik aku telah mendengar Rasulullah bersabda, “Orang-orang yang pertama kali diadili kelak di hari kiamat ialah para syuhada. Mereka dihadapkan ke depan pengadilan, maka disebutkan tentang nikmat-nikmat yang telah diperolehnya, maka mereka mengakui nikmat itu. Ditanyakan kepada mereka, “Apakah yang engkau perbuat dengan nikmat itu? . Jawabnya, “Aku berperang untuk dinullah (agama Allah) sehingga aku mati syahid”. Firman Allah, “ Englau dusta! Sesungguhnya engkau berperang agar engkau disebut sebagai seorang yang gagah berani. Dan gelar itu telah engkau peroleh”. Lalu orang tersebut diseret dengan wajah tertelungkup, lalu dilempar ke neraka. Lalu dihadapkan pula orang alim yang selalu belajar dan mengajarkan ilmunya, serta selalu membaca Al Qur’an. Dihadapkan padanya nikmat yang diperolehnya, semua ia diakuinya. Ditanya kepadanya, “Apa yang telah engkau perbuat tentang nikmat itu?”. Jawabnya, “ Aku belajar, mengajar dan membaca Al Qur’an karena Engkau.” Allah menjawab, “Engkau dusta! Sesungguhnya engkau belajar dan mengajar agar engkau disebut orang alim, dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan sebagai Qori (ahli membaca). Semua itu telah engkau dapatkan. Kemudian orang itu diseret dengan wajah menghadap ke tanah..., lalu dilemparkan ke neraka. Setelah itu dihadapkan pula orang yang telah diberikan kekayaan oleh Allah dengan berbagai macam kenikmatan. Semua kekayaannya dihadapkan kepadanya lalu diingatkan kepadanya segala kenikmatan yang pernah didapat. Ia mengakui segalanya. Ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat dengan harta sebanyak itu?” Dijawab, “ Aku tidak pernah meninggalkan setiap hal yang Engkau sukai, semua hartaku kusumbangkan karena engkau”. Jawab Allah, “Engkau dusta! Sesungguhnya engkau lakukan semuanya itu supaya engkau disebut sebagai orang dermawan, dan sebutan itu telah engkau peroleh. Kemudian orang it diseret dengan wajah menghadap ke tanah, lalu dilemparkan ke neraka”. (HR. Muslim)
ISTIQOMAH
- “Sesungguhnya orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian ia istiqomah, akan diturunkan atas mereka Malaikat (yang mengatakan) janganlah kalian takut dan khawatir, dan gembirakanlah mereka dengan sorga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kami-lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya kamu memeproleh apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushilat 30 – 32).
MENGUNJUNGI YANG SAKIT
- “Kunjungilah oleh kalian (orang yang) sakit, berilah oleh kalian makanan bagi yang lapar, lepaskanlah oleh kalian orang tawanan itu.: (HR Bukhari)
- “Kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk mengunjungi orang yang sakit, mengantarkan jenazah (ke kuburnya), mendo’akan yang bersin, mematuhi sumpah, menolong orang yang teraniaya, dan menyebarkan salam”. (Muttafaq’alaih)
- Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, mengunjungi yang sakit, mengantarkan jenazah (ke kubur), memenuhi undangan, dan mendo’akan bagi yang bersin”. ( muttafaq’alaih)
- Seorang muslim atas muslim lainnya ada lima. Seorang sahabat bertanya, “Apakah itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Jika kamu menjumpainya, ucapkan salam kepadanya, jika ia mengundangmu, maka penuhilah, jika ia memerlukan nasihat maka berikanlah ia nasihat, dan jika ia bersin (dan mengucapkan alhamdulillah), maka do’akanlah ia (yarhamukallah), dan jika ia sakit maka antarkan dia ke kubur.” (HR. Bukhari – Muslim)
- “Sesungguhnya Allah SWT nanti di hari kiamat akan berfirman, “Hai Bani Adam, aku sakit, tetapi kamu tidak mengunjungik-KU. Jawab anak Adam,”Ya Rabbi, bagaimana aku harus mengunjungi-Mu Padahal Engkau adalah Rabb Semesta Alam?” Allah berfirman, “Apakah kamu tidak tahu, bahwa hambaku si fulan sakit, sedang kamu tidak mengunjunginya? Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu kunjungi dia, kamu akan dapati Aku di sisinya?. Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak memberi-Ku makan?” Jawab Anak Adam, “Ya Rabbi, bagaimana mungkin aku memberi makan kepada-Mu, padahal Engkau Rabb Semesta Alam?” Firman Allah SWT, “Apakah kamu tidak tahu hamba-Ku si fulan minta makan kepadamu, sedang kamu tidak memberinya makan? Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu memberinya makan, kamu akan mendapatkannya di sisi-Ku. Hai anak Adam aku minta minum kepadamu, tetapi mengapa kamu tidak memberi-Ku minum?” Jawab Anak Adam, “Bagaimana mungkin aku melakukan, padahal Engkau Rabb Semesta Alam?”. Allah SWT berfirman, “Hambaku si fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum. Ketahuilah seandainya kamu memberinya minum, maka sudah pasti kamu mendapatkannya di sisi-Ku.” (HR. Muslim)
- “Sesungguhnya seorang muslim jika menjenguk saudaranya sesama muslim (yang sakit), maka orang itu senantiasa berada dalam suatu taman sorga yang penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetik sampai ia pulang”. (HR. Muslim)
MENYAKSIKAN (MENDATANGI) JENAZAH
- “Allah SWT berfirman, “Apa yang pantas untuk hamba-Ku yang mukmin di sisi-Ku adalah suatu balasan jika Aku tarik teman setianya dari penduduk dunia (Aku cabut ajalnya), kemudian dia itu sabar menghadapi musibah kematian itu karena mengharapkan pahala kesabaran dari Allah SWT, sungguh tidak ada yang patut baginya, kecuali sorga”. (HR. Bukhari)
- “Orang yang mati akan tersiksa di dalam kuburnya oleh karena ratapan seseorang (keluarganya) atasnya”। (Muttafq’alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar